Sistem Bagi Hasil Gocar – Kehadiran transportasi online telah menjadi gaya hidup baru di masyarakat. Dengan layanan transportasi online ini, mobilisasi Anda dipastikan akan lebih cepat.
Salah satu layanan transportasi online yang paling banyak digunakan adalah Gocar. Tapi pernahkah terpikir bagaimana sebenarnya sistem bagi hasil gocar ini?
Berikut ulasannya untuk Anda.
Daftar Isi
Mengenal Gocar lebih dekat
Gocar adalah salah satu layanan dari Gojek. Gocar sangat berguna jika Anda ingin bepergian bersama teman-teman Anda. Mobil tersebut memiliki kapasitas maksimal empat orang.
Sejarah Gojek, perusahaan yang menyediakan layanan Gocar, cukup panjang. Sekitar tahun 2010, Nadiem Makarim (CEO Gojek) menilai angkutan umum di Jakarta sangat perlu ditingkatkan.
Menurutnya, sistem angkutan umum di ibu kota tidak teratur. Kesulitan tersebut diperparah dengan tarif ojek yang seringkali tidak dikenal di kantong masyarakat. Ojek juga tidak memiliki standar tarif yang jelas.
Hal tersebut menginspirasi Nadiem untuk mendirikan Gojek, penyedia jasa transportasi yang dapat diakses secara online. Seiring berjalannya waktu, layanan transportasi online kini menjadi tren terkini di masyarakat.
Skema sistem bagi hasil Gocar
Untuk semua layanannya, termasuk Gocar, perusahaan Gojek menerapkan bagi hasil 80:20, yaitu 80% untuk pengemudi dan 20% untuk penyedia layanan.
Gojek sendiri mematok tarif Rp. 4000/km untuk Gocar. Dengan sistem bagi hasil Gocar 80:20, seorang pengemudi mendapat Rp. 3200/km. Penghasilan ini tidak termasuk poin untuk bonus yang dapat diuangkan.
Poin yang diperoleh driver dapat berasal dari berbagai layanan yang dipesan. Layanan tersebut antara lain Gocar, GO Food dan layanan lainnya yang tertera di aplikasi.
Konversi poin sendiri bervariasi. Tergantung dari jumlah poin yang didapat. Semakin banyak pesanan yang Anda terima, semakin banyak poin yang Anda dapatkan. Semakin banyak poin yang Anda dapatkan, semakin banyak pendapatan yang Anda dapatkan juga.
Namun perlu diingat bahwa titik-titik tersebut juga bergantung pada area tempat Anda berkendara. Sehingga penentuan poin berbeda-beda di setiap wilayah tergantung kebijakan masing-masing pendirian perusahaan Gojek di wilayah tersebut.
Sistem Pembayaran Gocar
Pada prinsipnya setiap transportasi online memiliki dua sistem pembayaran yaitu tunai dan non tunai. Umumnya, ada diskon bagi Anda yang memilih pembayaran nontunai.
Oleh karena itu, pembayaran nontunai akan lebih murah daripada pembayaran tunai.
Untuk Gojek sendiri, pembayaran non tunainya disebut Go-Pay. Jika saldo Go-Pay Anda habis, Anda bisa isi ulang melalui minimarket, ATM Banking, Mobile Banking, Internet Banking, hingga driver.
Bagi Anda driver Gocar, pembayaran penghasilan bisa dilakukan secara tunai maupun non tunai. Tidak hanya itu, Anda juga bisa mendapatkan poin tambahan jika penumpang Anda mengisi ulang saldo Go-Pay dengan Anda.
Baca Juga : Penghasilan Driver Go Car Perbulan
Cakupan Wilayah untuk Gocar
Layanan Gocar diluncurkan pada tahun 2016 oleh Gojek. Awalnya, layanan ini hanya tersedia di 10 kota besar di Indonesia. Kesepuluh kota tersebut adalah Medan, Palembang, Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Bali, Balikpapan, dan Makassar.
Namun kini coverage area Gocar semakin besar dan luas, tidak hanya di sepuluh kota besar tersebut. Gocar juga tersedia di kota-kota lain di berbagai provinsi di Indonesia.
Ini juga berdampak pada skema poin perusahaan Gojek. Artinya, penghitungan titik di wilayah yang masuk dalam cakupan Jabodetabek berbeda dengan wilayah yang berada di luar Jabodetabek.
Baca Juga : Cara Mendapatkan Orderan Go Food
Sekian ulasan mengenai sistem bagi hasil Gocar. Bagaimana? Tertarik menjadi bagian dari driver Gocar?